'Santap 5 Kuliner Ikonik Bali ini, Bikin Kita Makin Sehat'
A
A
A
UBUD - Masakan Bali dikenal sebagai salah satu masakan paling kompleks di dunia, karena menggunakan variasi yang luar biasa dari bumbu dan rempah-rempah dicampur dengan sayuran mentah, daging serta ikan.
Penggunaan variasi bahan dasar ini, didasarkan pada prinsip keseimbangan dan tradisi menggunakan makanan sebagai salah satu sarana dalam melaksanakan upacara adat maupun keagamaan di Bali atau sesajen.
Lawar adalah contoh salah satu masakan khas Bali yang memadukan penggunaan bahan dasar aneka sayuran, daging cincang, kelapa dan berbagai bumbu alami. Aneka sayuran yang digunakan adalah buah nangka muda, buah pepaya muda.
Kemudian ada berbagai jenis daun seperti daun belimbing dan daun jarak, kacang-kacangan seperti kacang panjang, kacang merah dan lain-lainnya. Ini masih dicampur daging cincang yang bisa berasal dari sapi, ayam atau itik.
Sedangkan bumbu alami yang digunakan umumnya terdiri dari lengkuas, kunyit, jahe, kencur, bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar, merica, kelapa, cabe rawit, terasi, daun jinten dan sereh.
Nah, Sarihusada kembali mengajak masyarakat untuk mengenal makanan lokal dan gizi yang terkandung di dalamnya melalui program ‘Jelajah Gizi’. Salah satu daerah di Indonesia yang terkenal memiliki makanan khas yang enak rasanya dan mengandung ragam gizi adalah Bali.
Program ‘Jelajah Gizi’ merupakan upaya memperkenalkan potensi makanan daerah dan zat gizi di dalamnya. Program ini dijalankan oleh Sarihusada melalui kunjungan di berbagai daerah dengan mengajak wartawan dan blogger serta pendampingan oleh pakar gizi.
Adapun, kegiatan yang digelar selama 3 hari, pada 30 Oktober-1 November 2015 tersebut, didampingi Profesor Ahmad Sulaeman, Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Chef Muto (Kung Fu Chef).
Berikut ini, adalah sejumlah pangan tradisional unggulan Bali yang populer di Indonesia maupun mancanegara dan jadi ikon kuliner tradisional yang punya banyak manfaat buat kesehatan, yang sudah ditelaah melalui program ‘Jelajah Gizi’ Sarihusada.
1. Sate Lilit
Sate lilit dinobatkan sebagai salah satu ikon kuliner tradisional Indonesia oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ini adalah makanan kaya protein yang berasal dari ikan (tenggiri, kakap atau tuna) atau ayam.
Sate ini menggunakan banyak campuran bumbu dan rempah seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, kunyit, lengkuas, jahe, pala ketumbar dan daun jeruk, yang diperkaya dengan kelapa parut yang dicampurkan pada adonan untuk meningkatkan cita rasa dan aromanya.
Sate Lilit biasanya disajikan dengan pelengkap sambal mentah khas Bali, yaitu sambal berbahan dasar bawang merah mentah. Keunikan Sate Lilit adalah tusuknya yang menggunakan batang sereh yang bisa dimakan.
2. Loloh & Es Daluman
Seperti makanan lokal Bali yang menggunakan bahan pangan lokal yang tumbuh dan ada di Bali. Daerah ini juga memiliki minuman tradisional yang khas, yang diproses dari bahan-bahan alami yang tumbuh dan ada di Bali.
Misalnya Loloh (jamu dalam bahasa Bali), yang dibuat dari daun cem-cem (semacam kedondong) yang merupakan tanaman herbal yang banyak tumbuh di Bali, khususnya di Kabupaten Bangli, atau Es Daluman.
“Loloh dan Daluman adalah minuman tradisional Bali yang tidak saja menyegarkan, tapi juga memiliki fungsi menyehatkan tubuh dan melancarkan saluran pencernaan. Loloh juga dapat menurunkan tekanan darah dan baik untuk ibu menyusui. Sedangkan Daluman atau cincau, dapat menurunkan panas dalam,” papar Prof. Ahmad.
3. Kopi Bali
Minuman tradisional khas Bali lainnya adalah Kopi Bali yang sudah mendunia. Kopi Bali merupakan produk kopi olahan rumah yang masih diproses secara tradisional dan proses penyangraian (menggroreng tanpa minyak), dengan menggunakan kayu bakar sehingga menciptakan aroma harum begitu khas dan istimewa.
Minuman ini paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Bali karena paling mudah didapatkan.
4. Brem
Bali juga terkenal dengan dengan Brem, minuman khas Bali yang terbuat dari ketan hitam atau merah dan ketan putih yang difermentasi. Minuman ini awalnya hanya bagian dari ritual adat dan keagamaan.
Namun kini banyak disajikan menjadi welcome drink bagi para tamu dalam berbagai acara, dan juga dibawa sebagai oleh-oleh dari Bali. Sebagai minuman beralkohol, jika diminum secukupnya, Brem dapat bermanfaat mencegah stroke dan penyakit jantung.
5. Jaja, Rujak & Bubuh
Selain makanan dan minuman, Bali juga memiliki jajajan tradisional unggulan, yaitu Jaja (kue basah), Rujak, dan Bubuh atau bubur.
Jaja Bali adalah berbagai jenis kue basah yang antara lain terbuat dari tepung beras, beras hitam dengan kacang hijau, tepung tapioka, menggunakan gula merah serta gula aren, kelapa parut, pandan dan daun suji.
Sedangkan Rujak Bali adalah makanan berbahan dasar buah dan menggunakan saus atau bumbu yang umumnya dibuat dari gula merah atau gula aren, asam, garam dan cabai.
Sementara Bubur Bali dibuat dari beras, tapi berbeda dengan bubur daerah lain di Indonesia. Bubur ini disantap dengan urap sayuran dan gecok yang terdiri dari suwiran daging ayam dengan kuah betutu yang rasanya pedas menggigit. Jaja dan Bubuh Bali seringkali disantap sebagai snack atau sarapan.
“Jaja dan Bubuh Bali dapat memenuhi kebutuhan akan karbohidrat. Sedangkan aneka buah yang digunakan di dalam Rujak Bali dapat melengkpai kebutuhan akan gizi seimbang, setelah gizi-gizi lainnya dipenuhi,” ulas Prof. Ahmad.
Dia menambahkan, “Back to local adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kemampuan kuliner Bali dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakatnya melalui makanan lokal yang khas dan unik yang dibuat menggunakan bahan-bahan pangan lokal yang tersedia di Bali.”
Penggunaan variasi bahan dasar ini, didasarkan pada prinsip keseimbangan dan tradisi menggunakan makanan sebagai salah satu sarana dalam melaksanakan upacara adat maupun keagamaan di Bali atau sesajen.
Lawar adalah contoh salah satu masakan khas Bali yang memadukan penggunaan bahan dasar aneka sayuran, daging cincang, kelapa dan berbagai bumbu alami. Aneka sayuran yang digunakan adalah buah nangka muda, buah pepaya muda.
Kemudian ada berbagai jenis daun seperti daun belimbing dan daun jarak, kacang-kacangan seperti kacang panjang, kacang merah dan lain-lainnya. Ini masih dicampur daging cincang yang bisa berasal dari sapi, ayam atau itik.
Sedangkan bumbu alami yang digunakan umumnya terdiri dari lengkuas, kunyit, jahe, kencur, bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar, merica, kelapa, cabe rawit, terasi, daun jinten dan sereh.
Nah, Sarihusada kembali mengajak masyarakat untuk mengenal makanan lokal dan gizi yang terkandung di dalamnya melalui program ‘Jelajah Gizi’. Salah satu daerah di Indonesia yang terkenal memiliki makanan khas yang enak rasanya dan mengandung ragam gizi adalah Bali.
Program ‘Jelajah Gizi’ merupakan upaya memperkenalkan potensi makanan daerah dan zat gizi di dalamnya. Program ini dijalankan oleh Sarihusada melalui kunjungan di berbagai daerah dengan mengajak wartawan dan blogger serta pendampingan oleh pakar gizi.
Adapun, kegiatan yang digelar selama 3 hari, pada 30 Oktober-1 November 2015 tersebut, didampingi Profesor Ahmad Sulaeman, Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Chef Muto (Kung Fu Chef).
Berikut ini, adalah sejumlah pangan tradisional unggulan Bali yang populer di Indonesia maupun mancanegara dan jadi ikon kuliner tradisional yang punya banyak manfaat buat kesehatan, yang sudah ditelaah melalui program ‘Jelajah Gizi’ Sarihusada.
1. Sate Lilit
Sate lilit dinobatkan sebagai salah satu ikon kuliner tradisional Indonesia oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ini adalah makanan kaya protein yang berasal dari ikan (tenggiri, kakap atau tuna) atau ayam.
Sate ini menggunakan banyak campuran bumbu dan rempah seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, kunyit, lengkuas, jahe, pala ketumbar dan daun jeruk, yang diperkaya dengan kelapa parut yang dicampurkan pada adonan untuk meningkatkan cita rasa dan aromanya.
Sate Lilit biasanya disajikan dengan pelengkap sambal mentah khas Bali, yaitu sambal berbahan dasar bawang merah mentah. Keunikan Sate Lilit adalah tusuknya yang menggunakan batang sereh yang bisa dimakan.
2. Loloh & Es Daluman
Seperti makanan lokal Bali yang menggunakan bahan pangan lokal yang tumbuh dan ada di Bali. Daerah ini juga memiliki minuman tradisional yang khas, yang diproses dari bahan-bahan alami yang tumbuh dan ada di Bali.
Misalnya Loloh (jamu dalam bahasa Bali), yang dibuat dari daun cem-cem (semacam kedondong) yang merupakan tanaman herbal yang banyak tumbuh di Bali, khususnya di Kabupaten Bangli, atau Es Daluman.
“Loloh dan Daluman adalah minuman tradisional Bali yang tidak saja menyegarkan, tapi juga memiliki fungsi menyehatkan tubuh dan melancarkan saluran pencernaan. Loloh juga dapat menurunkan tekanan darah dan baik untuk ibu menyusui. Sedangkan Daluman atau cincau, dapat menurunkan panas dalam,” papar Prof. Ahmad.
3. Kopi Bali
Minuman tradisional khas Bali lainnya adalah Kopi Bali yang sudah mendunia. Kopi Bali merupakan produk kopi olahan rumah yang masih diproses secara tradisional dan proses penyangraian (menggroreng tanpa minyak), dengan menggunakan kayu bakar sehingga menciptakan aroma harum begitu khas dan istimewa.
Minuman ini paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Bali karena paling mudah didapatkan.
4. Brem
Bali juga terkenal dengan dengan Brem, minuman khas Bali yang terbuat dari ketan hitam atau merah dan ketan putih yang difermentasi. Minuman ini awalnya hanya bagian dari ritual adat dan keagamaan.
Namun kini banyak disajikan menjadi welcome drink bagi para tamu dalam berbagai acara, dan juga dibawa sebagai oleh-oleh dari Bali. Sebagai minuman beralkohol, jika diminum secukupnya, Brem dapat bermanfaat mencegah stroke dan penyakit jantung.
5. Jaja, Rujak & Bubuh
Selain makanan dan minuman, Bali juga memiliki jajajan tradisional unggulan, yaitu Jaja (kue basah), Rujak, dan Bubuh atau bubur.
Jaja Bali adalah berbagai jenis kue basah yang antara lain terbuat dari tepung beras, beras hitam dengan kacang hijau, tepung tapioka, menggunakan gula merah serta gula aren, kelapa parut, pandan dan daun suji.
Sedangkan Rujak Bali adalah makanan berbahan dasar buah dan menggunakan saus atau bumbu yang umumnya dibuat dari gula merah atau gula aren, asam, garam dan cabai.
Sementara Bubur Bali dibuat dari beras, tapi berbeda dengan bubur daerah lain di Indonesia. Bubur ini disantap dengan urap sayuran dan gecok yang terdiri dari suwiran daging ayam dengan kuah betutu yang rasanya pedas menggigit. Jaja dan Bubuh Bali seringkali disantap sebagai snack atau sarapan.
“Jaja dan Bubuh Bali dapat memenuhi kebutuhan akan karbohidrat. Sedangkan aneka buah yang digunakan di dalam Rujak Bali dapat melengkpai kebutuhan akan gizi seimbang, setelah gizi-gizi lainnya dipenuhi,” ulas Prof. Ahmad.
Dia menambahkan, “Back to local adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kemampuan kuliner Bali dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakatnya melalui makanan lokal yang khas dan unik yang dibuat menggunakan bahan-bahan pangan lokal yang tersedia di Bali.”
(sbn)